Suara Pileg 2014 Tak Bisa Jadi Acuan Pilkada 2018

Suara Pileg 2014 Tak Bisa Jadi Acuan Pilkada 2018

\"elit

RAKYATCIREBON.CO.ID  – Jika mengacu pada perolehan suara partai saat Pileg 2014 silam, pasangan H Rakhmat-Yayat Ruhyat berada di atas angin. 

Sebab dibandingkan dengan tiga pasangan lainnya, koalisi Rakyat justru memiliki kursi paling banyak yakni 15 kursi, terdiri dari Golkar 6 kursi, Demokrat 5 kursi, Hanura 3 kursi dan PBB 1 kursi. Dengan perolehan suara saat Pileg sekitar 284.073 suara.

Sementara pasangan Luthfi-Qomar yang diusung PKB dan NasDem hanya 253.834. Kemudian urutan ketiga pasangan Kalinga-Santy yang diusung Gerindra, PKS dan PPP perolehan saat Pileg 2014 sebanyak 237.224. Terakhir pasangan Sunjaya-Imron hanya 222.253 suara.

Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Cirebon, Sunandar Priyowudarmo mengakui jika melihat data riil hasil pemilihan legislatif 2014 silam, pasangan Rakyat suaranya paling signifikan dibandingkan pasangan lainnya.

“Pasangan Rakyat diusung oleh empat partai yang mana perolehan kursinya di DPRD cukup signifikan,” tutur Priyo pada Rakcer, Selasa (16/1) saat ditemui di secretariat DPD Golkar.

Dengan asumsi seperti itu, lanjutnya, diharapkan suara saat Pileg tersebut tetap utuh bahkan harus bertambah sampai menyentuh angka aman. Sehingga bisa memenangkan pasangan Rakyat di Pilkada 2018.

“Karena kita ada empat pasangan calon, maka mau tidak mau kita harus merebut suara sebanyak-banyaknya. Angka aman di 500 suara lah,” kata Priyo.

Lebih lanjut pria yang menjabat sebagai wakil ketua DPRD ini mengatakan, dalam waktu dekat ini pihaknya akan membentuk tim pemenangan. Didalamnya adalah gabungan partai pengusung dan relawan baik dari H Rakhmat maupun Yayat Ruhyat.

“Kita harap relawan dan tim ini bisa bergerak di semua elemen,” jelasnya. Disinggung mengenai basis suara Golkar, Priyo menegaskan hampir merata di semua kecamatan.

Namun karena semua bakal calon dari wilayah barat Cirebon, maka kemungkinan perebutan suara akan semakin kencang.

“Tapi untuk Dapil I, II dan III Insya Allah aman. Kita akan mempertahankan suara Golkar dan semaksimal mungkin menambah suara,” tegasnya.

Sementara itu ditemui secara terpisah, politisi Partai Hanura, Supirman SH tidak sependapat mengenai analisa tersebut.

“Kalau memakainya hasil Pileg harusnya dulu pasangan Hebat itu juga menang. Karena partai koalisinya banyak,” kata Supirman.

Selain itu posisi Hanura pada pasangan Rakyat juga belum jelas. Sehingga bisa dikatakan, Hanura tidak ikut dihitung di koalisi Rakyat.

“Kan Hanura belum jelas SK nya, pada saat pendaftaran kan DPP turun dan ingin memilih gabung dengan pasangan lain. Hanya saja tidak membawa SK yang benar,” paparnya.

Kaitan dengan SK DPC Hanura sendiri pada saat pendaftaran sempat dipersoalkan KPU. Yang kemudian Hanura hanya bisa menjadi partai pendukung Rakyat. (ari)

Sumber: